RakyatIndonesia.co.id, Dalam wawancara eksklusif bersama media Korea Selatan, Best Eleven, pelatih striker Timnas Indonesia, Yeom Ki-hun, mengungkapkan momen emosional yang terjadi usai laga melawan Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Salah satu sorotan utama adalah penyesalan Ragnar Oratmangoen, yang gagal memanfaatkan peluang emas di awal pertandingan.
Kesempatan Emas yang Hilang
Pada pertandingan tersebut, Timnas Indonesia sebenarnya memiliki peluang besar untuk membuka keunggulan di menit-menit awal. Ragnar Oratmangoen, yang mendapatkan kesempatan emas untuk mencetak gol dalam situasi satu lawan satu dengan kiper Jepang, Zion Suzuki, gagal menuntaskan peluang tersebut. Tendangannya masih mampu dihalau oleh kiper lawan, membuat Timnas Indonesia kehilangan momentum penting.
Pasca pertandingan, Ragnar mendatangi Yeom Ki-hun untuk berdiskusi. Menurut Yeom, Ragnar sangat ingin memahami apa yang harus dilakukan dalam situasi krusial seperti itu. “Ragnar bertanya kepada saya tentang bagaimana seharusnya seorang striker bersikap ketika berada dalam situasi satu lawan satu dengan kiper. Ia menyampaikan beberapa ide, seperti apakah tendangan lebih baik diarahkan ke sudut atau mencoba mengecoh kiper di antara sela-sela kaki,” ungkap Yeom.
Pendekatan Pelatihan Yeom Ki-hun
Sebagai mantan striker Timnas Korea Selatan, Yeom Ki-hun menyadari bahwa mencetak gol dalam pertandingan internasional membutuhkan ketenangan, kecepatan berpikir, dan teknik tinggi. Ia merasa bahwa diskusi dengan Ragnar menunjukkan bahwa para pemain kini lebih terbuka untuk belajar dan berkembang di bawah arahannya.
Namun, ia juga mengakui bahwa kegagalan Ragnar memberikan tekanan tambahan pada dirinya sebagai pelatih ofensif. “Saya senang pemain mulai menganggap saya sebagai pelatih yang bisa diandalkan untuk meningkatkan performa mereka. Namun, tanggung jawab ini tentu tidak mudah, terutama karena kami menghadapi lawan-lawan yang sangat kuat di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026,” tambah Yeom.
Tantangan Menuju Mesin Gol
Tugas besar kini ada di pundak Yeom Ki-hun untuk mengasah kemampuan striker Timnas Indonesia agar mampu memanfaatkan setiap peluang sekecil apa pun. Menurut Yeom, waktu dan konsistensi adalah kunci utama untuk mewujudkan harapan tersebut. “Meski kami dianggap underdog, selalu ada satu atau dua peluang dalam sebuah pertandingan. Yang penting adalah bagaimana kami bisa memanfaatkannya menjadi gol,” ujarnya.
Ujian Selanjutnya di Sydney
Langkah Timnas Indonesia selanjutnya akan diuji saat menghadapi Australia di Sydney pada 20 Maret 2025, dalam lanjutan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pertandingan ini tidak hanya menjadi ujian bagi para pemain, tetapi juga bagi Yeom Ki-hun untuk membuktikan bahwa metode pelatihannya dapat menghasilkan striker-striker berbahaya.
Dengan segala tantangan yang ada, Yeom tetap optimis bahwa Timnas Indonesia bisa tampil lebih kompetitif di masa depan. Ia berharap kerja keras dan pembelajaran dari pengalaman akan membawa perubahan positif bagi skuad Garuda. “Kami butuh waktu, tapi saya percaya pada potensi pemain kami,” tutup Yeom Ki-hun.
Cerita kegagalan Ragnar Oratmangoen menjadi pelajaran berharga bagi Timnas Indonesia. Dalam dunia sepak bola, kegagalan bukan akhir, melainkan kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Dengan bimbingan Yeom Ki-hun, diharapkan para striker Timnas Indonesia mampu menjawab tantangan dan memberikan yang terbaik di pertandingan-pertandingan selanjutnya. Optimisme dan kerja keras adalah modal utama untuk menghadapi persaingan berat di tingkat internasional.