Harga Emas Dunia Berpotensi Tembus USD 3.200, Ketegangan Geopolitik dan Kebijakan Trump Jadi Pemicu

Harga emas dunia diprediksi melonjak hingga menembus angka 3.200 dolar AS per troy ons dalam waktu dekat. Lonjakan ini dipicu oleh kombinasi faktor geopolitik yang

Redaksi

Harga emas dunia diprediksi melonjak hingga menembus angka 3.200 dolar AS per troy ons dalam waktu dekat. Lonjakan ini dipicu oleh kombinasi faktor geopolitik yang memanas dan kebijakan perdagangan baru dari Amerika Serikat (AS), terutama terkait tarif timbal balik (reciprocal tariff) yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump.

Gambar Istimewa: detik.net.id

Ibrahim Assuabi, seorang analis mata uang terkemuka, menyebut bahwa tekanan geopolitik di kawasan Timur Tengah menjadi salah satu pemicu utama. Ketegangan yang meningkat di kawasan tersebut mendorong investor global untuk kembali melirik emas sebagai instrumen lindung nilai yang aman.

“Pagi tadi harga emas sempat menyentuh level USD 3.180 per troy ons. Ini menjadi sinyal kuat bahwa target USD 3.200 sangat mungkin tercapai dalam waktu dekat. Ketegangan geopolitik menjadi faktor dominan dalam pergerakan ini,” ujar Ibrahim dalam wawancara di Jakarta.

Ultimatum AS terhadap Iran Memperkeruh Situasi

Ketegangan semakin membara setelah Amerika Serikat mengeluarkan ultimatum keras kepada Iran terkait kerja sama dalam pengawasan reaktor nuklir. Langkah tersebut memperbesar risiko konfrontasi langsung yang dapat memicu ketidakstabilan kawasan, mendorong harga emas terus bergerak naik.

Tak hanya itu, situasi di Eropa juga memanas, meski Rusia dan Ukraina telah menandatangani kesepakatan damai. Dua negara besar di kawasan Eropa dikabarkan bersiap mengirimkan pasukan untuk memperkuat dukungan terhadap Ukraina, yang secara otomatis meningkatkan potensi eskalasi konflik.

Investor global kini semakin mencari perlindungan melalui emas, karena ketidakpastian global yang makin tak terduga,” tambah Ibrahim.

Dampak Kebijakan Tarif Trump Terhadap Ekonomi Indonesia

Sementara itu, kebijakan perdagangan terbaru AS berdampak signifikan terhadap pasar keuangan Indonesia. Nilai tukar rupiah tertekan dan berisiko melemah lebih lanjut.

Ibrahim memproyeksikan rupiah bisa tergelincir ke level Rp16.900 per dolar AS, bahkan berpotensi menembus Rp17.000 dalam beberapa hari ke depan. Hal ini disebabkan oleh tekanan eksternal yang kuat serta sentimen negatif dari investor asing.

Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga diperkirakan terkoreksi 2-3% pada awal pekan depan. Ketidakpastian global yang semakin luas membuat pelaku pasar memilih bersikap wait and see.

Pemerintah Diminta Ambil Langkah Strategis

Untuk mengantisipasi dampak lanjutan dari perang dagang global, Ibrahim menyarankan pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan balasan yang seimbang, termasuk dengan pemberlakuan tarif impor terhadap produk asal AS.

Menurutnya, langkah ini bisa menjadi bentuk proteksi sekaligus sinyal bahwa Indonesia siap menjaga kedaulatan ekonominya di tengah gejolak global.


Harga emas dunia sedang berada dalam tren kenaikan yang signifikan, didorong oleh dinamika geopolitik dan kebijakan ekonomi Amerika Serikat yang agresif. Dengan berbagai faktor pemicu yang belum mereda, emas diperkirakan akan terus menjadi primadona investor global sebagai aset lindung nilai. Bagi Indonesia, tantangan eksternal ini memerlukan respon cepat dan terukur dari pemerintah agar stabilitas ekonomi domestik tetap terjaga. Langkah strategis seperti kebijakan tarif impor bisa menjadi salah satu solusi untuk menahan dampak negatif dari konflik global yang terus berkembang.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Ikuti kami :

Tags

Related Post