Trump Kembali Terancam Dimakzulkan, Anggota Kongres AS Siapkan Langkah Tegas

RakyatIndonesia.co.id – Upaya pemakzulan terhadap mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali mencuat. Kali ini, dorongan tersebut datang dari anggota Kongres Partai Demokrat, Al Green,

Redaksi

RakyatIndonesia.co.id – Upaya pemakzulan terhadap mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali mencuat. Kali ini, dorongan tersebut datang dari anggota Kongres Partai Demokrat, Al Green, yang menegaskan niatnya untuk mengajukan pasal-pasal pemakzulan dalam waktu 30 hari ke depan. Green, yang dikenal vokal dalam mengkritik Trump sejak masa kepemimpinannya, menyebut bahwa mantan presiden itu “tidak layak” menduduki jabatan kepala negara.

Gambar Istimewa: delik.news

Dalam pernyataannya pada Sabtu (5/4/2025), Green menggambarkan Trump sebagai sosok yang sangat berkuasa dan berpengaruh, namun menyatakan bahwa kekuatan tersebut tidak menjadikannya kebal dari hukum. Ia bahkan mengibaratkan Trump sebagai Goliat—figur raksasa dalam kisah Alkitab—dan dirinya sendiri sebagai Daud yang siap menghadapi sang raksasa.

Kita membutuhkan Senat yang kali ini benar-benar akan menghukumnya,” ujar Green di hadapan para pendukungnya. “Saya tahu dia adalah Goliat. Dia mengendalikan para jenderal, Departemen Kehakiman, bahkan Partai Republik. Tapi untuk setiap Goliat, selalu ada Daud. Dan saya adalah Daud itu.”

Rencana pemakzulan ini bukanlah yang pertama kali dicoba oleh Green. Ia telah mengajukan tiga kali pemakzulan terhadap Trump selama masa jabatan pertamanya antara 2016 hingga 2020. Namun, ketiga upaya tersebut kandas tanpa hasil di Kongres. Meski begitu, Green tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah. Justru, ia semakin yakin bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk bertindak kembali.

Dalam pidatonya, Green menegaskan tekadnya dengan kalimat penuh semangat, “Tuan Presiden, Daud ini akan mengejar Anda.” Sebuah pernyataan yang menyiratkan bahwa meski Trump tak lagi berada di Gedung Putih, upaya untuk menuntut pertanggungjawaban tetap akan dikejar hingga tuntas.

Sementara itu, suasana politik di Amerika Serikat kembali memanas. Ribuan warga turun ke jalan pada akhir pekan lalu, melakukan aksi protes di berbagai kota besar untuk menyuarakan penolakan terhadap Trump dan kebijakan-kebijakan populisnya yang masih memengaruhi arah politik negara itu. Para demonstran membawa berbagai poster dan spanduk, salah satunya bertuliskan “Hands Off!”, yang menjadi simbol perlawanan terhadap wacana politik yang dianggap mengancam nilai-nilai demokrasi.

Slogan “Make America Great Again” yang identik dengan Trump, kembali menjadi sorotan dalam aksi-aksi tersebut. Banyak pengunjuk rasa menyatakan bahwa slogan tersebut hanyalah kedok dari kebijakan-kebijakan diskriminatif yang tidak mencerminkan semangat inklusivitas yang selama ini dijunjung tinggi oleh warga Amerika.

Pengamat politik menilai bahwa rencana pemakzulan terhadap Trump kali ini bisa menjadi lebih kuat jika didukung dengan bukti hukum yang jelas serta dukungan lintas partai. Namun, tantangan besar tetap menghadang. Kekuatan Partai Republik yang masih solid di sejumlah lembaga legislatif membuat proses ini diprediksi tidak akan berjalan mulus.

Trump sendiri belum memberikan tanggapan resmi terkait ancaman pemakzulan terbaru ini. Namun, dalam beberapa kesempatan sebelumnya, ia kerap menyebut upaya pemakzulan sebagai bentuk “perburuan penyihir” politik yang bertujuan untuk menjatuhkannya secara pribadi, bukan berdasarkan fakta hukum.

Pemakzulan Donald Trump kembali menjadi sorotan utama di tengah dinamika politik Amerika Serikat. Meskipun ini bukan pertama kalinya Al Green mencoba langkah hukum tersebut, tekad dan retorikanya kini terasa lebih menggebu. Dengan dukungan massa yang kembali bergerak dan situasi politik yang belum stabil, upaya ini bisa saja menjadi babak baru dalam perjalanan politik Trump. Namun, apakah “Daud” benar-benar bisa menaklukkan “Goliat” kali ini? Waktu dan proses hukum yang akan menjawabnya.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Ikuti kami :

Tags

Related Post