RakyatIndonesia, Jakarta – Generasi Z dan Milenial kini menjadi pendorong utama dalam penggunaan layanan paylater di Indonesia. Menurut data riset terbaru yang dirilis oleh Lahatsatu, sebanyak 48,27% pengguna paylater berasal dari generasi Milenial, sementara 39,94% di antaranya adalah Gen Z. Sebaliknya, Generasi X hanya mencatatkan angka penggunaan sebesar 11,35%. Statistik ini menegaskan dominasi generasi muda dalam memanfaatkan layanan keuangan berbasis digital.
Gambar Istimewa : identitasunhas.com
Pertumbuhan Penggunaan Paylater yang Luar Biasa
Pefindo Biro Kredit atau IdScore melaporkan data mencengangkan terkait penggunaan paylater di Indonesia. Hingga Oktober 2024, terdapat 48,4 juta fasilitas kredit paylater yang dimanfaatkan oleh 16,5 juta debitur. Dengan kata lain, rata-rata setiap debitur memiliki hampir tiga fasilitas kredit paylater. Nilai rata-rata per fasilitas mencapai Rp855.000, menunjukkan fleksibilitas dan daya tarik layanan ini bagi masyarakat.
Menurut Tan Glant, Direktur Utama Pefindo, mayoritas transaksi paylater digunakan untuk pembayaran melalui QRIS (41,9%), diikuti oleh transaksi di platform e-commerce (33%), pembelian tiket dan hotel (21,1%), serta pembelian langsung di toko, terutama untuk produk elektronik. Pola penggunaan ini mencerminkan perubahan perilaku konsumen yang semakin mengandalkan kemudahan teknologi digital.
Paylater Kalahkan Kartu Kredit
Pertumbuhan layanan paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) di Indonesia menunjukkan tren yang jauh melampaui kartu kredit. Pada Oktober 2024, jumlah fasilitas kredit paylater mencapai 48,4 juta, sangat jauh dibandingkan dengan 13,9 juta kartu kredit yang beredar. Dari sisi pertumbuhan, layanan BNPL mencatatkan peningkatan sebesar 28,64% (yoy) pada periode tersebut, sementara kartu kredit hanya tumbuh sebesar 3,22%. Bahkan, pertumbuhan keseluruhan kartu kredit tetap berada di bawah angka 5%.
Generasi Muda sebagai Penggerak Utama
Fenomena ini memperlihatkan pergeseran besar dalam lanskap keuangan digital di Indonesia. Generasi Z dan Milenial tidak hanya menjadi pengguna utama tetapi juga penggerak inovasi dalam adopsi layanan finansial modern. Kemudahan akses, proses persetujuan yang lebih cepat dibandingkan kartu kredit, serta integrasi dengan platform digital seperti e-commerce menjadi faktor utama yang menarik generasi muda untuk menggunakan paylater.
Bagi mereka, paylater menawarkan solusi keuangan yang praktis dan sesuai dengan gaya hidup modern. Selain itu, layanan ini memberikan fleksibilitas pembayaran tanpa perlu melalui proses administrasi yang rumit, seperti yang biasa terjadi pada kartu kredit. Hal ini membuat layanan BNPL menjadi pilihan utama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun gaya hidup.
Tantangan dan Masa Depan Paylater
Meskipun pertumbuhan paylater begitu pesat, ada tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah potensi risiko kredit macet, terutama jika pengguna tidak bijak dalam mengelola fasilitas kredit mereka. Dengan rata-rata tiga fasilitas kredit per debitur, terdapat kemungkinan pengguna terjebak dalam utang yang sulit dilunasi.
Namun, peluang untuk terus berkembang masih sangat besar. Dengan penetrasi internet dan ponsel pintar yang terus meningkat, layanan BNPL diprediksi akan semakin mendominasi sektor keuangan digital di Indonesia. Generasi muda akan terus menjadi motor penggerak utama, seiring dengan inovasi teknologi yang semakin mempermudah akses dan penggunaannya.
Dominasi Generasi Z dan Milenial dalam pasar paylater di Indonesia tidak hanya mencerminkan perubahan gaya hidup tetapi juga menggambarkan transformasi keuangan digital yang sedang berlangsung. Dengan pertumbuhan yang jauh melampaui kartu kredit, layanan BNPL menunjukkan potensi besar untuk terus berkembang di masa depan. Namun, penting bagi pengguna untuk tetap bijak dalam memanfaatkan layanan ini agar dapat mendukung stabilitas keuangan pribadi.